Mengapa Krisis Seks Ancaman Bubarnya Sebuah Negara, Dampak Krisis Politik dan Ekonomi? Ini Kata Joko Widodo

- Jumat, 27 Januari 2023 | 08:30 WIB
Ilustrasi krisis seks di China. Mengapa Krisis Seks Ancaman Bubarnya Sebuah Negara, Dampak Krisis Politik dan Ekonomi? Ini Kata Joko Widodo (Foto oleh Sabel Blanco dari Pexels)
Ilustrasi krisis seks di China. Mengapa Krisis Seks Ancaman Bubarnya Sebuah Negara, Dampak Krisis Politik dan Ekonomi? Ini Kata Joko Widodo (Foto oleh Sabel Blanco dari Pexels)

JAKARTA, DIO-TV.COM, Jumat, 27 Januari 2023 - Masalah krisis seks di sebuah negara bisa mengancam stabilitas politik dan ekonomi dalam program jangka panjang.

Dalam terminology demografi, krisis seks, terus menurunkan jumlah kelahiran pada sebuah negara yang berdampak mengerikan, bisa membuat bubar sebuah negara.

Pemerintah Republik Indonesia, jamin tidak akan menghadapi bencana demografi paling menakutkan dunia, yaitu: krisis seks.

Demikian Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada rapat kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023.

Secara teknis, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan, krisis seks atau resesi demografi, dimana orang tidak mempunyai nafsu untuk berhubungan seks jadi krisis seks.

Menurut Hasto Wardoyo, krisis seks seperti di China, Jepang dan Eropa Barat, dijamin tidak akan terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Indonesia Harus Bersiap Menghadapi Dunia Multipolar Diusung Rusia dan China. Ini Ulasannya?

"Kalau krisis seks, tidak ingin punya anak kemungkinan atau tidak ingin kawin,” kata Hasto Wardoyo.

Tapi di Indonesia yang hamil 4,8 juta setahun, yang nikah 2 juta setahun. Dari yang nikah, yang hamil di tahun pertama 80%. Dari 2 juta yang nikah 1,6 juta hamil di tahun pertama.

Rapat kerja pertajam Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023.

Hasto Wardoyo menyebut mayoritas masyarakat Indonesia ingin mempunyai anak dan merasa khawatir kalau di saat momen Idul Fitri belum hamil.

"Di Indonesia mayoritas ingin punya anak. Jadi serius seperti itu. Jadi masih jauh lah dari resesi atau krisis seks," tegas Hasto Wardoyo.

"Sebanyak 99% pasangan kalau ditanya apakah nikah mau punya anak 99 persen semua pengin punya anak. Jadi di Indonesia itu pernikahan prokreasi," tambah Hasto Wardoyo.

Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia tidak ada krisis seks, terlihat dari persentase angka kelahiran sebesar 2,1 anak per perempuan.

Halaman:

Editor: Dismas Aju

Sumber: Reuters, The New York Times, The Global Times, pewresearch.org

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X