Apa Peran Gubernur Kadarusno Kalimantan Barat bagi Gawai Syukuran Selepas Panen Padi Religi Dayak? Sejarah ...

- Senin, 22 Mei 2023 | 21:31 WIB
Gubernur Kadarusno di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia berperan bagi Gawai yang merupakan syukuran selepas panen padi dalam religi Suku Dayak. (MC Singkawang)
Gubernur Kadarusno di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia berperan bagi Gawai yang merupakan syukuran selepas panen padi dalam religi Suku Dayak. (MC Singkawang)

PONTIANAK, DIO-TV.COM, Senin, 22 Mei 2023 - Gubernur Kadarusno di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia berperan bagi Gawai yang merupakan syukuran selepas panen padi dalam religi Suku Dayak.

Sutarmidji selaku Gubernur Kalimantan Barat resmi membuka Pekan Gawai Dayak ke-37 dalam Rumah Radakng, Jl. Sutan Syahrir, Kota Pontianak sejak Sabtu, 20 Mei 2023 waktu setempat.

Agenda syukuran selepas panen padi tersebut berperan menjadi yang kali pertama sejak 3 tahun lalu, usai wabah Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang menerjang dunia internasional.

Baca Juga: Benarkah Provinsi Kalimantan Barat Datangkan Babi Potong Sulawesi Selatan usai Virus Flu Babi? Sangat Bahaya!

Upacara syukuran selepas panen padi yang merupakan bagian peribadatan religi asli Suku Dayak tersebut, mengandung sumber doktrin yakni legenda, mitos, adat istiadat, dan hukum adat (Aju: 2020).

Adapun sebagian besar peribadatan religi Suku Dayak diterapkan dengan berladang dilakukan dengan pembukaan lahan, menebas, menebang, bakar, menugal, merumput, dan mananam padi.

Ketika berladang dan pembukaan lahan dengan sistem bakar tersebut beres, tentu masyarakat Suku Dayak segera menerapkan peribadatan religi asli mereka.

Gawai memperoleh makna dalam anthrologis, sebab bertindak menjadi rasa syukur mereka terhadap Tuhan Sang Pencipta.

Istilah kata Gawai Dayak diciptakan oleh polemik politik Kalimantan Barat, yang berperan sebagai implikasi pemerintahan Indonesia sejak tengah era 1960-an yang lalu.

Perihal tersebut sangat berkaitan dengan tragedi penumpasan organisasi paramiliter komunis yaitu PGRS/PARAKU, ketika Indonesia masih diasuh oleh Presiden Soeharto.

Sebelumnya, makna Gawai Dayak dari Gubernur Kadarusno sudah dimulai sejak awal dekade 1970-an lalu, yang bertindak menjadi titik perjuangan supaya bangkit dari keterpurukan penduduk Suku Dayak.

Kemudian, Gawai Dayak telah sukses digelar di setiap pada tanggal 20 Mei/tahun di Kota Pontianak, yang mana agenda tersebut justru bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional Indonesia.

Makna kata Gawai yakni agar Suku Dayak bangkit mampu melaksanakan kehidupan lebih impresif, maju, dan dengan menyesuaikan peradaban era modern serta kemajuan teknologi ketika ini (Aju, 2013).

Dalam jejak yang nyaris di seluruh rumpun Suku Dayak, Gubernur Kadarusno memantau langsung syukuran selepas panen padi yang tidak sebanding pada setiap zona Provinsi Kalimantan Barat.

Halaman:

Editor: Dominico Savio

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X