PONTIANAK, DIO-TV.COM, Senin, 5 Juni 2023 - Pasca produk kratom ditolak Amerika Serikat dan dilarang oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H.,M.H., bergerak untuk melindungi petani dan mencari solusi.
Dalam upayanya, Gubernur Sutarmidji menyebut bahwa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang melakukan penelitian tahap akhir terhadap tanaman kratom.
Gubernur Sutarmidji menjelaskan bahwa penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum menghasilkan regulasi atau aturan tata niaga yang bisa melindungi petani dan memenuhi standar mutu pasar ekspor.
Meskipun demikian, Sutarmidji mempersilahkan masyarakat Kalimantan Barat untuk terus melanjutkan usaha budidaya kratom selama proses penelitian berlangsung.
Baca Juga: Sutarmidji Jangan Hanya Urus Kratom, Tapi Tertibkan Jaksa Malpraktik Penegakan Hukum. Ini Faktanya!
Gubernur Sutarmidji juga telah berkomunikasi dengan Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Abetnego Panca Putra Tarigan, yang bertugas menangani masalah kratom.
Mereka membahas tentang biaya penelitian dan perlunya uji lab dengan menggunakan tikus sebagai media uji coba.
Sutarmidji menekankan pentingnya menyelesaikan uji lab ini sebelum mengambil keputusan terkait regulasi tata niaga.
Namun, Gubernur Sutarmidji juga menyadari adanya kemungkinan terburuk, yaitu jika hasil penelitian menyatakan bahwa kratom berbahaya dan harus dilarang oleh BNN.
Ia mengusulkan adanya masa jeda atau transisi bagi masyarakat atau petani yang bergantung pada kratom untuk beralih ke jenis usaha lain.
Menurutnya, transisi ini membutuhkan waktu antara 10 hingga 15 tahun.
Sutarmidji juga menyoroti pentingnya penerbitan regulasi tata niaga untuk produk tepung kratom guna memenuhi standar mutu pasar ekspor.
Ia meminta Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan Indonesia untuk menyusun terobosan baru yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi petani.
Baca Juga: Sutarmidji Jangan Hanya Urus Kratom, Tapi Tertibkan Jaksa Malpraktik Penegakan Hukum. Ini Faktanya!
Gubernur Sutarmidji mengingatkan bahwa jika tidak ada langkah yang tegas, Thailand berpotensi menguasai pangsa pasar kratom sebagai produsen utama dan terbaik di dunia.
Artikel Terkait
Perkosaan Anak Bawah Umur, di Sulawesi Selatan, Libatkan 11 Orang, Termasuk Perwira Polri, Ini Kisahnya!
Kisah Doktor Termuda dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Maria Apriliani Gani, Simak Kisahnya!
Kapolres Sanggau Terbitkan SP3 Illegal Mining, Lawan Kebijakan Kapolda Kalbar. Ini Kata Herman Hofi Munawar
Ari Wibowo dan Inge Anugrah Masih Ada Peluang Rujuk! Ketika Sudah Saling Perbaiki Diri, Toh Dia Ibu Anakku
Sutarmidji Jangan Hanya Urus Kratom, Tapi Tertibkan Jaksa Malpraktik Penegakan Hukum. Ini Faktanya!