Mengapa Dunia Multipolar Rusia dan China Sejalan Program Moderasi Beragama dan Dasasila Bandung 1955?

- Kamis, 16 Maret 2023 | 07:00 WIB
Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Rusia di Indonesia. Mengapa Dunia Multipolar Rusia dan China Sejalan Program Moderasi Beragama dan Dasasila Bandung 1955?  (Dokumentasi pribadi)
Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Rusia di Indonesia. Mengapa Dunia Multipolar Rusia dan China Sejalan Program Moderasi Beragama dan Dasasila Bandung 1955? (Dokumentasi pribadi)

PONTIANAK, DIO-TV.COM, Kamis, 16 Maret 2023 – Dunia Multipolar diusung Rusia dan China sejalan Persamaan mendasar dunia Multipolar dan Program Moderasi Beragama.

Persamaan dunia Multipolar dan Program Moderasi Beragama: menghargai keberagaman, kemitraan sejajar, wujud penerimaan terhadap tradisi masyarakat pada sebuah negara.

Sekretaris Jendera Dayak International Organization, Dr Yulius Yohanes, M.Si, Kamis, 16 Maret 2023, mengatakan, dunia Multipolar diusung Rusia dan China, wujud Program Moderasi Beragama dalam arti luas luas sebagai bentuk penghargan terhadap kebudayaan sebuah kawasan.

Konsep kemitraan sejajar sesuai misi BRICS adalah sebuah organisasi untuk menampung dan mewadahi negara-negara ambang industry yang dibentuk pada 16 Juni 2009.

Pertama kali BRICS dipakai oleh pakar ekonomi Amerika Serikat, Jim ONeal, seorang ekonom perusahaan keuangan global Goldman Sachs, pada tahun 2001.

BRIC adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa.

Pemimpin BRICS menjadi sebuah kekuatan perubahan, menjadi juru bicara negara-negara berkembang.

Negara-negara BRICS secara bersama-sama mewakili hampir seperlima dari perekonomian global.

Ciptakan perdamaian

Duta Besar Rusia di Indonesia, Lyudmila Vorobieva di Universitas Tanjungpura, Rabu, 15 Maret 2023, mengatakan, dunia Multipolar dibutuhkan untuk menciptakan perdamaian.

Baca Juga: Hasil Konsili Vatikan II Tahun 1965 Rujukan bagi Gereja Katolik Dukung Program Moderasi Beragama

Konsep perdamaian di dalam dunia Multipolar antar negara bermitra sejajar, tidak boleh satu negara seenaknya mengatur dan menteror negara lain, untuk mencapai tujuan.

Perbedaan dalam sistem sosial, ideologi, dan sistem nilai yang dianut suatu bangsa jangan menjadi penghalang dalam pergaulan internasional.

Semua negeri, besar atau kecil, kuat atau lemah, kaya atau miskin, memiliki hak yang sama dalam komunitas internasional.

Halaman:

Editor: Dismas Aju

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X