• Selasa, 26 September 2023

Yesus Datang Mewartakan Kebijaksanaan Kasih Allah, Renungan Siang Iman Katolik, Sabtu, 3 Juni 2023

- Sabtu, 3 Juni 2023 | 13:00 WIB
Yesus Datang Mewartakan Kebijaksanaan Kasih Allah, Renungan Siang Iman Katolik, Sabtu, 3 Juni 2023  (adiutami.com)
Yesus Datang Mewartakan Kebijaksanaan Kasih Allah, Renungan Siang Iman Katolik, Sabtu, 3 Juni 2023 (adiutami.com)

PONTIANAK, DIO-TV.COM, Sabtu, 3 Juni 2023 Renungan Siang Iman Katolik, menceritakan Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawan menjadi korban kekuasaan absolut Raja Mwanga Il di Uganda.

Sang Raja tidak suka bahwa ada warganya yang bertobat dan menjadi Kristiani.

Kekuasaan politis dimaui dan diperebutkan oleh banyak orang karena memungkinkan seseorang memaksakan kebijakan yang dikehendakinya kepada warga yang lain.

Tidak hanya mendapat fasilitas, orang yang berkuasa akan dihormati dan dipatuhi.

Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mempertanyakan kuasa Yesus: dengan kuasa apa dan siapa memberikan kuasa kepada Yesus untuk mengajar dan menyembuhkan orang.

Kuasa Yesus bukanlah kuasa politis, melainkan kuasa moral dan spiritual. Kekuasaan-Nya tidak datang dari manusia, tetapi dari Allah sendiri dan dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Baca Juga: Perintah Tuhan dalam Iman Katolik, Hidup Saling Mengasihi, Renungan Pagi Iman Katolik, Sabtu, 3 Juni 2023

Yesus datang bukan untuk mengubah undang-undang dan kebijakan publik, melainkan untuk mewartakan hukum dan kebijaksanaan Allah.

Kebenaran dan keluhuran ajaran Yesus dibela mati-matian oleh para pengikut-Nya dimana-mana meskipun hal itu mengakibatkan kematian.

Di Afrika, terutama di Uganda, pembelaan iman ini telah mengakibatkan pembunuhan banyak martir.

Penganiyaan dan pembunuhan atas orang-orang Kristen itu disebabkan oleh ajaran Kristen yang dianggap sebagai perintah utama pelaksanaan adat-istiadat kafir di Uganda.

Ketika itu, adat-istiadat tergolong sangat primitif. Perdagangan budak, poligami dan pemerkosaan anak-anak dianggap hal yang biasa.

Demikian juga pelestarian adat-istiadat dan animisme masih dianggap sebagai perkara budaya yang harus digalakkan.

Oleh karena itu kedatangan misionaris-misionaris Katolik pada tahun 1879 untuk mewartakan Injil Kristus dianggap sebagai penghalang keberlangsungan praktek adat-istiadat dan kebiasaan buruk diatas.

Halaman:

Editor: Dismas Aju

Sumber: adiutami.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X