• Sabtu, 30 September 2023

Apa Penyebab Kata Allah Jadi Polemik Dayak Malaysia Percepat Referendum? Ada di Kitab Suci! PM Anwar Klaim ...

- Minggu, 21 Mei 2023 | 21:55 WIB
Masalah kata Allah menjadi polemik warga Dayak Malaysia percepat referendum, serta telah tertulis di Kitab Suci dan dalam peribadatan Gereja. Hal tersebut mendapatkan komentar dari Perdana Menteri Malaysia yaitu Anwar Ibrahim. (Instagram: Anwar Ibrahim)
Masalah kata Allah menjadi polemik warga Dayak Malaysia percepat referendum, serta telah tertulis di Kitab Suci dan dalam peribadatan Gereja. Hal tersebut mendapatkan komentar dari Perdana Menteri Malaysia yaitu Anwar Ibrahim. (Instagram: Anwar Ibrahim)

PUTRAJAYA, DIO-TV.COM, Minggu, 21 Mei 2023 - Masalah kata Allah menjadi polemik warga Dayak Malaysia percepat referendum, serta telah tertulis di Kitab Suci dan dalam peribadatan Gereja.

Datuk Anwar Ibrahim berkomentar, bahwa kata Allah dimaksudkan guna percepat referendum Dayak Malaysia yang berasal dari Sabah dan Sarawak.

Sesuai dengan informasi The Star, bahwa Perdana Menteri Malaysia tersebut mengungkapkan tentang peraturan terbaru, bahwa hanyalah penduduk non Muslim Sarawak yang dapat mengandalkan kata Allah.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Subsidi Untuk Motor Listrik, Apa Saja Motornya? Cek Sob...

Anwar Ibrahim berpendapat bahwa dalam konstitusi, kata Allah di peribadatan berperan sebagai hak ekslusif terhadap penduduk Islam, yang mana tidak dapat diandalkan oleh warga non Muslim.

Kemudian Anwar Ibrahim menuturkan, bahwa Kementerian Dalam Negeri Malaysia segera memantau peraturan baru tersebut, supaya memberikan kedamaian bagi umat beragama di negara itu.

"Kita harus memahami bahwa ini adalah keputusan Sarawak, dan Melaka, Penang dan Selangor tidak boleh menggunakan kata Allah."

"Pengadilan telah memutuskan (memihak Sarawak) dengan boleh gunakan kata Allah, dan kita harus memahami itu hak prerogatif Sarawak," tegas Anwar Ibrahim.

Masyarakat non Muslim yang berasal dari Sabah dan Sarawak dalam Suku Dayak, sudah resmi menggugat polemik larangan mengandalkan kata Allah di dalam peribadatan Gereja serta Kitab Suci Injil.

Peraturan terbaru dari Malaysia tersebut memang sangat sensitif, sebab segera memberikan pro dan kontra yang bertindak menjadi awal mula perpecahan Sabah dan Sarawak dari negara merdeka tersebut.

Deputi Ketua Menteri Sabah (Jeffrey G Kitingan) dalam bulan Februari 2023 yang lalu, berpendapat menyangkut perihal kritis kata Allah tersebut.

Sesuai dengan respons Jeffrey G Kitingan, bahwa stabilitas politik di Sabah dan Sarawak di masa depan sudah ditentukan dengan konsistensi implementasi MA1963/Malaysian Agreement 1963.

Jeffrey G Kitingan merespons bahwa dalam MA1963, terdapat klausul yang akan memperlancar dan menolong masyarakat Dayak Malaysia non Muslim di negara merdeka tersebut.

MA1963 di Sabah dan Sarawak menguatkan fakta penting mengenai hak khusus di 2 wilayah Pulau Borneo tersebut, serta sebelumnya resmi bersinergi dengan Federasi Malaysia sejak tahun 1963.

Halaman:

Editor: Dominico Savio

Sumber: The Star

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X