Memang Mantap! Duta Besar Jerman Peter Blomeyer Kunjungan Kerja ke Sabah, Bahas ini dengan Jeffrey G Kitingan

KINABALU, DIO-TV.COM, Sabtu, 3 Juni 2023 - Duta Besar Jerman Peter Blomeyer melakukan kedatangan kehormatan kepada Ketua Deputi Menteri Sabah Dr. Jeffrey G Kitingan di Pejabat Menteri, Wisma Pertanian.

Pertemuan dengan Datuk Jeffrey G Kitingan tersebut sudah dilaksanakan pada Kamis, 1 Juni 2023 waktu setempat.

Dikatakan oleh Duta Besar Jerman, H.E. Dr Peter Blomeyer, untuk menggunakan tenaga semulajadi (hijau) yang boleh dikitar atau dipulihsemula (Green Renewable Energy) menjelang 2035.

Baca Juga: Fakta-fakta Soal Kondisi Fadly Faisal Pasca Beredarnya Video Adegan Mesum Artis Cantik Rebecca Klopper

Sehubungan dengan itu, Peter Blomeyer mengatakan telah bertemu dengan Timbalan Pengarah Perhutanan Sabah Robert Ong dan telah berbincang mengenai perubahan iklim.

Pada penjelasan Peter Blomeyer, bahwa Sabah memerlukan program pengajian jangka panjang mengenai iklim dan alam sekitar.

Peter Blomeyer menjelaskan, bahawa 80% modal tenaga di Sabah tergolong dengan gas dan 100 Mw dari bahan Solar.

“Memandangkan pembinaan kuasa hidro melibatkan isu tanah, Sabah harus melihat lebih kepada Loji Tenaga Suria,” katanya.

Kemudian, Blomyer mengemukakan bahwa terdapat ribuan syarikat dalam Jerman dan mereka wajib mengunjungi Malaysia Timur.

“Isu utama warga asing di Sabah ialah warga Filipina dan Indonesia. Warga Filipina yang merupakan pelarian yang datang ke Sabah untuk mendapat suaka dan mereka menuntut kedaulatan ke atas Sabah berdasarkan tuntutan Kesultanan Sulu.

“Warga Indonesia pada umumnya akan pulang kerana Indonesia mempunyai banyak pembangunan baru yang sedang berjalan,” katanya.

Baca Juga: Alva Cervo, Motor Listrik Baru Desain Futuristik dan Sensasi Berkendara Motor Konvensional! Intip Harga Sob!

Selain itu, Heffrey G Kitingan turut menilai bahwa Sabah wajib menjadi negeri bebas cukai yang dapat diandalkan sebagai titik perdagangan semua wilayah di Pulau Borneo.

Kemudian, Blomeyer bertanya tentang adakah perjanjian selaas ataupun jejeran di zona tersebut pasca Perang Dunia 2.