Amerika Serikat Membuka Peluang Bagi Ukraina Melakukan Negosiasi dengan Rusia Guna Mengakhiri Operasi Militer

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 08:00 WIB
Anthony Blinken (Menlu Amerika Serikat) - Amerika Serikat buka peluang Ukraina negosiasi langsung dengan Rusia, untuk mengakhiri konflik lalu operasi militer, Kamis, 24 Februari 2023 (kompas.com)
Anthony Blinken (Menlu Amerika Serikat) - Amerika Serikat buka peluang Ukraina negosiasi langsung dengan Rusia, untuk mengakhiri konflik lalu operasi militer, Kamis, 24 Februari 2023 (kompas.com)

WASHINGTON, DIO-TV.COM, Sabtu, 25 Maret 2023 – Konflik Rusia dan Ukraina hingga kini terus berlanjut.

Amerika Serikat disebut membuka peluang bagi Ukraina untuk bicara langsung dengan Rusia guna mengakhiri operasi khusus militer sejak Kamis, 24 Februari 2022.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken dalam Sidang Senat di Washington pada Kamis, 23 Maret 2023 lalu.

Anthony Blinken mendapat pertanyaan sampai sejauh mana dukungan Amerika Serikat kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky yang telah bersumpah rebut kembali Crimea dan Donbass.

Berdasarkan Russia Today, diketahui Crimea gelar referendum gabung dengan Rusia pada tahun 2014 silam.

Baca Juga: Mahfud MD Turunkan Tim ke Batam Guna Cek Keterlibatan Wakil Kepala BINDA Kepulauan Riau dalam Kasus TPPO

Hasil referendum tahun 2014 lalu menerapkan Donbass di wilayah Donetsk People’s Republic (DPR) dan Lugansk People Republic (LPR), peroleh otonomi khsusus bagi penutur Bahasa Rusia.

Tapi pada 18 Februari 2022, delegasi DPR dan LPR meminta dukungan Rusia, karena terus menjadi korban genoside, sehingga digelar operasi khusus militer sejak Kamis, 24 Februari 2022.

“Saya pikir akan ada wilayah di Ukraina yang ingin diperjuangkan Ukraina di lapangan.”

“Mungkin ada wilayah yang mereka putuskan harus mereka coba dapatkan kembali dengan cara lain,” kata Anthony Blinken.

Anthony Blinken mengatakan, harus menjadi keputusan Ukraina tentang apa yang mereka inginkan di masa mendatang.

Pertanyaan diajukan Chris Stewart, dari Partai Republik, menyuarakan keprihatinan Amerika Serikat akan "meminta dunia yang terluka" jika berusaha memastikan "tidak ada kehadiran Rusia sama sekali di Krimea".

Crimea bagian dari Rusia sejak 1783, dan hanya dipindahkan ke kontrol administratif Kiev oleh otoritas Soviet pada tahun 1954.

Baca Juga: Setara Institute Sampaikan Pandangan Terkait Aksi Penutupan Patung Bunda Maria di Yogyakarta Oleh Kepolisian

Halaman:

Editor: Juniardi Sucinda

Sumber: Russia Today

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X