Dukungan Militer ke Ukraina Terus Merosot, Uni Eropa Kehilangan Momentum Penataan Dunia Baru

- Selasa, 28 Maret 2023 | 09:23 WIB
Zuzana Caputova, Presiden Sloakia. Dukungan Militer ke Ukraina Terus Merosot, Uni Eropa Kehilangan Momentum Penataan Dunia Baru  (Russia Today)
Zuzana Caputova, Presiden Sloakia. Dukungan Militer ke Ukraina Terus Merosot, Uni Eropa Kehilangan Momentum Penataan Dunia Baru (Russia Today)

BRATISLAVA, DIO-TV.COM, Selasa, 28 Maret 2023 – Dukungan militer Uni Eropa terhadap Ukraina terus merosot seiring kehilangan momentum penataan dunia baru.

Kunjungan Presiden China, Xin Jinping ke Moscow, 20 – 22 Maret 2023, bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, merupakan konsolidasi besar konsep dunia multipolar.

Dunia multipolar mengusung konsep hubungan diplomasi antar negara mitra sejajar, keberagaman, dan tidak mencampuri urusan internal politik negara lain.

Konsep dunia multipolar dituangkan dalam kerjasama ekonomi antar negara Brasilia, Rusia, India, China dan Afrika Selatan (BRICS).

Presiden Sloakia, Zuzana Caputova, Senin, 27 Maret 2023, mengakui, resistensi publik di Uni Eropa secara umum terhadap dukungan militer di Ukraina terus meningkat.

Operasi khusus militer Rusia ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022, jika dibiarkan berlarut-larut sangat merugikan kepentingan geopolitik Uni Eropa dalam jangka panjang.

Di Sloakia, menurut Zuzana Caputova, dukungan politik berupa kiriman persenjataan sudah habis, karena dihadapkan kepada kenyataan konsolidasi di dalam negeri jauh lebih penting.

Sloakia sebagai anggota Uni Eropa dan North Atlantic Treaty Organization (NATO), memperingatkan, Pemerintah berisiko kehilangan dukungan publik kebijakan luar negeri.

Di Sloakia, menurut Zuzana Caputova, resistensi dukungan militer ke Ukraina, bisa mempengaruhi hasil pemilihan parlemen pada September 2023.

Baca Juga: Rusia Akui Sudah Siapkan Pasukan Senjata Nuklir di Belarusia, Antisipasi Meluasnya Perang di Ukraina

Pemerintahan Slovaia di Bratislava, telah menjadi pendukung setia Kiev, menampung ribuan pengungsi dan menyediakan senjata dan amunisi untuk pasukan Ukraina. 

Slovakia mengirim beberapa jet tempur MiG-29 ke Ukraina, menjadi negara pertama yang menyediakan peralatan tersebut. 

Implikasinya mantan perdana menteri dan pemimpin partai oposisi Sosial Demokrat, Robert Fico, berada di puncak survei pra Pemilu karena menyerukan diakhirinya bantuan militer. 

Jajak pendapat publik Globsec menunjukkan pada Desember 2022, sebanyak 39% orang Slovakia percaya NATO dan Amerika Serikat harus disalahkan atas konflik Ukraina.

Halaman:

Editor: Dismas Aju

Sumber: Russia Today

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X