Apa Taktik Licik Pimpinan Pondok Pesantren usai Renggut Keperawanan Santriwati 41 Orang di Provinsi NTB? Simak

MATARAM, DIO-TV.COM, Jumat, 26 Mei 2023 – Dua orang pimpinan pondok pesantren sukses ditangkap polisi, sebab mereka renggut keperawanan santriwati 41 orang di Provinsi NTB, Indonesia dengan taktik liciknya.

Peristiwa renggut keperawanan santriwati tersebut berlangsung di Pondok Pesantren Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, 2 orang pelaku tega renggut keperawanan santriwati dengan korban perempuan yang masih berumur 15-17 tahun, yang dirancang pada pengajian seks serta janji masuk surga.

Baca Juga: Kenapa KH Bukhory Yusuf Fraksi PKS Injak Istri yang masih Hamil Saat KDRT? Diduga Kelainan Seksual, Maka ....

Perilaku 2 pelaku tersebut bertindak sebagai bentuk kejahatan martabat kemanusiaan, dan telah melanggar Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, Nomor 12 Tahun 2022.

Kriminalitas martabat kemanusiaan berinisial LMI resmi diamankan sejak Selasa, 9 Mei 2023, sedangkan HSN sukses dibasmi pada Rabu, 17 Mei 2023.

Pada pelaku yang berinisial HSN, sekadar 1 korban renggut keperawanan santriwati dikemas di acara pengajian seks, yang berani membuat laporan kepada polisi.

Kemudian pelaku LMI mempunyai korban sejumlah 5 orang, namun sekadar 2 korban yang melaporkan renggut keperawanan santriwati, dengan angka total mencapai 41 orang di awal tahun 2023.

Nicolas Osman mengklaim, bahwa taktik liicik dibuktikan tersangka HSN dan LMI, guna renggut keperawanan santriwati yakni dengan menyampaikan janji masuk surga.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengharapkan, bahwa Polisi Republik Indonesia (Polri) wajib menyelesaikan perkara tersebut.

Baca Juga: Cantik Parah! Skutik Matik Linhai Buck 125 Berikan Kesan Kental Dengan Nuansa Sporty Berkelas! Kepo? Simak Sob

Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA yaitu Nahar sejak Kamis, 25 Mei 2023 menegaskan, bahwa berbagai modus busuk 2 pelaku di antaranya janji masuk surga melewatkan pengajian seks.

Berdasarkan ungkapan Nahar, bahwa Tindak Pidana Kekerasan Seksual sudah dibuktikan oleh 2 pelaku, sehingga menjadi kejahatan kepada martabat kemanusiaan.

“Sama sekali tidak dapat ditolerir dan patut dihukum berat,” tegas Nahar.***