Pembakaran Al Quran Picu Perpecahan NATO Dimotori Amerika Serikat, Turki Ancam Gabung Rusia dan China

- Jumat, 27 Januari 2023 | 08:00 WIB
Bakar foto Rasmus Paludan. Pembakaran Al Quran Picu Perpecahan NATO Dimotori Amerika Serikat, Turki Ancam Gabung Rusia dan China
Bakar foto Rasmus Paludan. Pembakaran Al Quran Picu Perpecahan NATO Dimotori Amerika Serikat, Turki Ancam Gabung Rusia dan China

ANKARA, DIO-TV.COM, Jumat, 27 Januari 2023 – Aksi pembakaran Al Quran di Stockholm, Swedia, Sabtu, 21 Januari 2023, picu perpecahan NATO dimotori Amerika Serikat.

Rabu, 25 Januari 2023, Wakil Pemimpin Partai Patriotik Turki (Vatan Partisi), Ethem Sancak, mengatakan, pembakaran Al Quran di Kedutaan Turki di Stockholm sangat menyakitkan.

Ini berarti sesama anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) tidak menghargai satu sama lain, sebagai jalinan antar negara dengan ciri khas masing-masing.

Turki satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim, menjadi anggota NATO.

Dalam perkembangan terakhir, Turki semakin menunjukkan tidak sejalan dengan Amerika Serikat dalam perang  Ukraina, karena Ankara lebih dekat dengan Rusia.

“Perkembangan mendorong kami untuk mengambil langkah-langkah seperti itu. NATO membuat kami melakukannya dengan provokasinya.”

“Mereka telah berusaha untuk membandingkan kami dengan tetangga kami Turki. Turki akan meninggalkan NATO dalam lima hingga enam bulan.”

“Mereka telah berusaha membuat kami tertangkap di baku tembak Timur Tengah.”

“Akhirnya, Anda dapat melihat kampanye melawan Al-Qur'an di Swedia dan Belanda," kata Ethem Sancak kepada surat kabar Aydinlik yang dikutip TASS Russian News Agency.

Baca Juga: Kemarahan Meluas Dampak Politisi Garis Keras Swedia Bakar Kitab Suci Al Quran di Kedutaan Besar Turki

Ethem Sancak mengacu jajak pendapat setidaknya 80% penduduk Turki percaya "Amerika Serikat menjalankan kebijakan paling bermusuhan dan merusak" terhadap Turki.

"Orang-orang Turki akhir-akhir ini menunjukkan simpati untuk Rusia dan Presiden Rusia Vladimir Putin," ujar Ethem Sancak.

Ethem Sancak mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping, merupakan pemimpin dunia yang dapat menghormati negara lain.

Di mata Ethem Sancak, Turki lebih realistic jalin kemitraan strategis dengan Rusia dan China, daripada gabung dengan NATO di bawah kendali Amerika Serikat yang sombong.

Halaman:

Editor: Dismas Aju

Sumber: TASS Russian News Agency, Aydinlik

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X